Kisah Cinta Khadijah dan Rasulullah SAW Menjadi Kisah Romantis Terpopuler dalam Islam
Kisah cinta Khadijah dengan Rasulullah SAW tidak kalah romantisnya dengan kisah Romeo Juliet atau kisah Shah Jahan dan Mumtaz Mahal dari India. Kisah romantisme dua insan memadu cinta juga terdapat dalam Islam lho. Kisah cinta Khadijah dengan Rasulullah menjadi salah satu cerita cinta yang terpopuler bagi umat muslim. Kisah Romantis dalam Islam tersebut juga menjadi teladan bagi umat muslim dalam menjalani kehidupan pernikahan yang penuh dengan kasih sayang, pengertian, dan kepercayaan satu sama lain.
Baca juga
Awal Pertemuan Khadijah RA dengan Rasulullah SAW
Khadijah binti Khuwailid, yang juga dikenal dengan julukan Khadijah al-Kubra, adalah istri pertama dari Nabi Muhammad SAW.Khadijah RA dikenal sebagai perempuan yang lahir dari keluarga yang terhormat dan mulia. Masyarakat pada zaman Jahiliyah memberinya gelar at-Thahirah, yang berarti wanita yang suci. Dia lahir di Mekah sekitar tahun 555 M, yang merupakan putri pasangan Fathimah binti Zaid dan Khuwailid bin Asad.
Khadijah dikenal sebagai perempuan yang bijaksana, cerdas, dan berkepribadian mulia. Dia juga dikenal sebagai salah satu wanita sukses yang kaya raya di Makkah pada masanya, dan memiliki bisnis yang sukses. Dalam menjalankan bisnisnya, ia mencari pemuda yang jujur dan mampu membantu dalam menjalankan bisnisnya. Pada Saat itu, Nabi Muhamad belum menjadi nabi dan langsung mendatangi Khadijah untuk melamar posisi tersebut. Sejak saat itulah, menjadi awal pertemuan antara Khadijah dan Rasulullah.
Simak Sejarah Awal Kota Makkah
Pernikahan Khadijah RA dengan Rasulullah SAW
Pernikahan antara keduanya terjadi setelah Khadijah melihat kebaikan, kejujuran, dan keberanian Rasulullah SAW dalam berdagang. Berdasarkan riwayat yang ditemukan, Beliau mengutus sahabatnya, yang bernama Nafisah binti Munyah untuk meminang Nabi Muhammad SAW.
“Muhammad, aku Nafisah binti Munyah. Aku datang membawa berita tentang seorang perempuan agung, suci, dan mulia. Pokoknya ia sempurna, sangat cocok denganmu. Kalau kau mau, aku bisa menyebut namamu di sisinya,” kata Nafisah kepada Muhammad,
Setelah Khadijah meminta Rasulullah SAW untuk menikahinya, tanpa ragu Rasulullah SAW menerima dengan senang hati. Pernikahan antara Nabi Muhammad SAW dengan Sayyidah Khadijah RA merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam. Rasulullah SAW sendiri saat itu berusia sekitar 25 tahun, sedangkan Khadijah RA berusia 40 tahun, namun perbedaan usia tidak menghalangi cinta mereka.
Pernikahan Rasulullah SAW dengan Khadijah memiliki makna yang sangat penting bagi perkembangan Islam. Karena Beliau merupakan ibu dari anak-anak Rasulullah SAW yang pertama, seperti Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah, yang semuanya menjadi tokoh penting dalam sejarah Islam. Bahtera rumah tangga Rasulullah SAW dengan Khadijah RA berlangsung selama 25 tahun, hingga Khadijah wafat.
Perempuan yang Menemani Dakwah Nabi Muhammad SAW
Khadijah menjadi teman dan penghibur bagi Nabi Muhammad dalam menghadapi tantangan dan rintangan dalam menyebarkan ajaran Islam. Pada saat-saat sulit, Khadijah selalu ada di samping Nabi Muhammad, memberikan dukungan dan dorongan yang kuat. Dengan didampingi Khadijah, Nabi Muhammad merasa didukung dan diperhatikan. Selama menikah dengan Rasulullah SAW, Khadijah tidak pernah mengeluh atas ujian yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Gua Hira, Saksi Bisu Cinta Khadijah RA kepada Rasulullah SAW
Pada Masa itu, Rasulullah SAW sering mengunjungi Gua Hira untuk berkhalawat atau menyendiri karena sebelumnya bermimpi ada cahaya yang menghampirinya. Atas mimpi tersebut, Rasulullah SAW secara rutin berkhalawat di Gua Hira. Sayyidah Khadijah RA secara rutin mendaki bukit terjal tersebut untuk membawa makanan dan memastikan bahwa suaminya tidak kelaparan.
Gua Hira merupakan bukit terjal setinggi 281 meter dengan jalur sepanjang 645 meter. Bisa kita bayangkan bagaimana perjuangan Khadijah RA di masa itu dengan akses jalan yang jauh lebih sulit dibandingkan sekarang. Gua Hira menjadi saksi bisu atas perjuangan Khadijah RA dan kebesaran cintanya terhadap Rasulullah SAW.
Baca juga Keistimewaan Jabal Uhud
Wafatnya Khadijah RA
Kepergian Khadijah RA sangat mempengaruhi Beliau secara emosional. Khadijah merupakan seorang pendukung setia Nabi Muhammad SAW dalam menghadapi berbagai kesulitan dan rintangan. Kehilangan Khadijah sangat berat bagi Nabi Muhammad SAW, karena Beliau kehilangan sosok yang selalu memberikan cinta dan dukungan tanpa syarat dalam dakwah islamnya.
Wafatnya Khadijah menandakan sebagai tahun kesedihan Rasulullah dalam perasaan kehilangan atas almarhum istrinya. Kisah kesetiaan Khadijah memperlihatkan betapa pentingnya dukungan dan kehadiran orang yang dicintai dalam suatu perjuangan. Khadijah adalah teladan dalam memberikan dukungan dan cinta kepada orang yang kita cintai dalam menjalani perjuangan hidup.
Ketahui Signifikasi Makam Terkenal di Tanah Suci
Pernikahan yang Menjadi Teladan dalam Islam
Sejak awal menikah, pamannya Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib mengatakan kalau Nabi Muhammad bukanlah sosok yang berharta. Tapi, tak perlu diragukan lagi jika Muhammad SAW adalah pria yang sangat mulia. Ternyata, pihak Khadijah juga tak mempermasalahkan hal itu. Perwakilan keluarganya juga menegaskan kalau mereka menerima pinangan Nabi Muhammad karena memang telah terpikat kemuliaannya.
Pernikahan ini menunjukkan bahwa usia, status sosial, maupun latar belakang tidak menjadi penghalang dalam membangun hubungan yang berlandaskan cinta dan kasih sayang. Pernikahan mereka dikenal sebagai contoh hubungan suami istri yang harmonis dan penuh berkah dalam sejarah Islam. Kesetiaan, kejujuran, dan kasih sayang yang mereka tunjukkan satu sama lain menjadi teladan bagi umat Islam dalam membangun hubungan pernikahan yang bahagia dan berkah.
Baca juga Menjemput Berkah di Tanah Suci Madinah