Sejarah Ka’bah
Pembangunan Ka’bah di Mekah bermula sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Menurut catatan sejarah, Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail AS, diperintahkan oleh Allah untuk membangun Ka’bah sebagai tempat ibadah kepada-Nya. Mereka membangun Ka’bah dengan mengikuti petunjuk dari Allah. Setelah selesai dibangun, Ka’bah menjadi tempat suci dan pusat ibadah bagi umat Islam di seluruh dunia.
Ka’bah kemudian menjadi tujuan utama dalam ibadah haji yang wajib dilakukan oleh umat Islam setiap tahunnya. Seiring berjalannya waktu, Ka’bah mengalami beberapa perombakan dan renovasi untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi karena faktor alam atau kegiatan manusia. Namun, struktur dasar Ka’bah tetap dipertahankan sesuai dengan desain aslinya yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.
Pembangunan Ka’bah di Mekah merupakan simbol keimanan, kesucian, dan ketaatan umat Islam kepada Allah. Setiap tahun jutaan umat Islam dari seluruh dunia berziarah ke Ka’bah untuk melakukan ibadah haji dan umroh. Tidak hanya itu, Ka’bah juga memperkuat tali persaudaraan umat Islam, serta menjadi tempat yang penuh akan keberkahan dan ampunan dari Allah.
Sejarah Juru Kunci Ka’bah
Suku Bani Shaibah, Pemegang Kunci Ka’bah secara Turun-temurun
Suku Bani Shaibah adalah salah satu suku Arab yang tinggal di daerah sekitar Mekah. Suku tersebut mengemban amanat secara turun-temurun yang memegang kunci bangunan suci Ka’bah sejak zaman jahiliyah. Mereka memiliki peran penting dalam menjaga dan merawat Ka’bah.
Menurut sejarah, sebelum Islam datang, pemimpin suku Bani Shaibah adalah keluarga Qushay bin Kilab. Ketika Rasulullah SAW mendapat wahyu dan menyampaikan ajaran Islam, suku Bani Shaibah menjadi salah satu suku pertama yang masuk Islam. Mereka membantu dan mendukung Rasulullah dalam menyebarkan ajaran Islam di Mekah.
Ketahui Sejarah Kota Madinah
Pemegang Kunci Ka’bah Sebelum Rasulullah SAW Lahir
Menjelang wafatnya Hasyim bin Abdu Manaf, ia berwasiat pada putranya yang bernama Abdul Muthalib. Abdul Muthalib adalah kakek Nabi Muhammad SAW. Kelak sepeninggal Hasyim, Abdul Muthalib yang memegang pimpinan kekuasaan di Hijaz sekaligus menjadi penanggung jawab Kakbah. Abdul Mutalib adalah pemegang kunci Ka’bah yang terkenal karena ketegasannya dalam menjaga kehormatan Baitullah. Beliau dihormati dan dihargai oleh penduduk Mekkah karena keteguhan dan keberaniannya dalam menjalankan tugas tersebut.
Pemegang Kunci Ka’bah di zaman Nabi Muhammad SAW
Sebelum masuknya Islam, penjaga kunci Ka’bah adalah Uthman ibn Talha yang merupakan keturunan Qusai Bib Kilab Bin Murrah. Namun setelah penaklukan Kota Makkah, Ali Ibnu Thalib mengambil kunci Ka’bah dari Utsman ibn Talha, penjaga Ka’bah yang saat itu masih belum Muslim.
Segera setelah hal itu terjadi, Allah SWT menurunkan ayat kepada Nabi Muhammad SAW dengan perintah untuk mengembalikan kunci tersebut kepada pemiliknya yang sah. Setelah turunnya perintah tersebut, Rasulullah SAW memerintahkan Ali Ibnu Thalib mengembalikan kunci itu kepada Utsman bin Talha.
Utsman bin Thalhah diberikan kepercayaan ini karena keluarganya merupakan penjaga kunci Ka’bah sejak generasi sebelumnya. Selain itu, Uthman bin Talhah juga dikenal sebagai seorang yang memiliki akhlak mulia dan dapat dipercaya sehingga Nabi merasa aman menyerahkan tugas tersebut kepadanya.
Pemegang Kunci Kabah setelah kepergian Nabi Muhammad SAW
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, pemegang kunci Kabah adalah Abu Bakar al-Siddiq, yang menjadi khalifah pertama dalam Islam. Abu Bakar al-Siddiq juga merupakan salah satu sahabat dan pengikut terdekat Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar al-Siddiq memegang kunci Kabah selama masa kepemimpinannya sebagai khalifah.
Pemegang kunci Ka’bah saat ini adalah keluarga Al-Syaibi yaitu Syeikh Saleh bin Zain Al-Abidin Al-Syaibi yang merupakan salah satu keluarga terhormat di Makkah, Arab Saudi. Beliaulah yang memegang kunci ka’bah saat ini untuk membuka dan menutup pintu Ka’bah. Saat ini, Ka’bah dibuka hanya dua kali dalam setahun dan hanya orang-orang tertentu yang bisa memasukinya. Ada beberapa tokoh Indonesia yang pernah masuk ke dalam ka’bah yaitu, Presiden Soeharto, SBY. dan Presiden Joko Widodo.