Masjid Bir Ali, Sebagai Tempat Miqat Jemaah Haji

Sejarah Masjid Bir Ali

Masjid Miqat Dzulhulaifah atau yang dikenal Jemaah haji Indonesia sebagai Masjid Bir Ali, terletak  11 kilometer dari Masjid Nabawi tepatnya di Distrik Dzul hulaifah, Kota Madinah.  Masjid ini merupakan salah satu masjid yang terkenal di kota suci tersebut dan sering dikunjungi oleh jamaah setempat maupun wisatawan muslim yang datang ke Madinah. Nama “Bir Ali” sendiri berasal dari nama sumur yang ada di sekitar masjid tersebut.

Baca Juga Sejarah Haji

Asal Muasal Penamaan Masjid Bir Ali

Asal usul penamaan Bir ini, adalah karena masjid miqat ini dahulu ada sumur (bir) yang dibuat oleh Ali bin Abi Thalib. Tidak hanya satu, Ali mendirikan beberapa sumur-sumur di sekitar bangunan masjid tersebut. Sehingga banyak orang yang menyebut masjid ini dengan nama “Bir Ali” atau ” Abyar “.

Masjid Bir Ali menjadi tempat dilaksanakannya Miqat Jemaah haji dari Madinah. Masjid ini merupakan salah satu tempat bersejarah sekaligus menjadi destinasi wisata religi bagi jemaah dari seluruh dunia. Selain sejarahnya yang panjang, masjid ini dapat memukau pengunjung dengan segala fasilitasnya.

Pembangunan Masjid Bir Ali

Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan gubernur Madinah Umar bin Abdul Aziz pada tahun 87-93 Hijriah. Lokasi dibangunnya masjid ini berada di tempat dimana Nabi Muhammad SAW berteduh di bawah sebuah pohon sejenis Akasia di kawasan tersebut. Masjid Bir Ali mengalami beberapa kali renovasi pada masa dinasti Abassiyah dan dinasti Utsmaniyah dibawah pemerintahan Sultan Mehmed IV pada tahun 1058-1099 H.

Seiring bertambahnya jumlah jemaah yang mengunjungi masjid tersebut, Raja Fahd Abdullah yang saat itu memerintah kerajaan Saudi Arabia kembali merenovasi masjid ini agar lebih luas dan didukung dengan fasiltas yang memadai. Hingga saat ini, Masjid Bir Ali memiliki luas 9.000 meter persegi dan mampu menampung 6000 jamaah sekaligus.

Tempat Miqat Jemaah Haji dari Madinah

Jemaah NRA Grup

Miqat Makani merupakan titik penting dalam perjalanan ibadah haji ataupun umrah , dimana jamaah harus memulai ihram. Masjid ini menjadi tempat miqat bagi jamaah yang datang dari atau melalui Madinah. Di sini, jemaah diwajibkan untuk mandi di Bir Ali sebelum memakai pakaian ihram dan berniat sebelum melanjutkan perjalanannya ke Makkah.

Ketahui Tradisi Haji

Sebagai miqat terjauh dari Makkah, Masjid Bir Ali dilengkapi dengan 512 toilet dan 566 kamar mandi  serta ruang istirahat untuk membantu jamaah dalam mempersiapkan diri. Selain Masjid Bir Ali, ada empat miqat lainnya yaitu Al-Juhfah untuk jamaah dari wilayah barat laut seperti Syam, Yalamlam untuk jamaah dari selatan seperti Yaman, Qarn al-Manazil untuk jamaah dari timur seperti Najd, dan Dhat Irq untuk jamaah dari timur laut seperti Irak.

Arsitektur Masjid Bir Ali

Masjid berbentuk persegi ini menggabungkan elemen modern dan tradisional Islam. Meskipun memiliki desain yang modern, banyak detail yang mempertahankan karakter tradisional seperti kubah dan menara. Penggunaan material lokal memberikan tampilan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya, menciptakan suasana yang menyatu dengan alam.

Ruang dalam masjid ini dirancang luas dan terbuka untuk menampung banyak jamaah, terutama selama musim haji dan umroh. Taman yang terawat di sekeliling masjid menambah kenyamanan dan ketenangan bagi para jamaah. Fasilitas wudhu yang modern dan bersih mendukung kenyamanan ibadah, memastikan jamaah dapat memulai ibadah dengan kondisi yang bersih dan tenang. Masjid Bir Ali menjadi contoh bagaimana arsitektur Islam dapat beradaptasi dengan kebutuhan modern tanpa kehilangan elemen-elemen tradisionalnya.

Simak Kemegahan Arsitektur Masjid Jumeirah Dubai

Leave a Comment